Minggu, 25 Desember 2011

alternator


LAPORAN LISTRIK DAN ELETRONIKA OTOMOTIF
SISTEM PENGISIAN ALTERNATOR

I.                   Kompetensi
System pengisian (alternator)

II.                Sub Kompetensi
1.      Membongkar dan merakit unit alternator
2.      Memeriksa dan mengidentifikasi kondisi komponen-komponen alternator

III.             Alat dan Bahan
a.       Unit alternator
b.      Tool box set
c.       Multitester (AVOmeter)

IV.             Keselamatan Kerja
1.      Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya
2.      Berhati-hati dalam mengerjakan praktikum
3.      Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
4.      Menanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan kerja
5.      Hati-hati dalam menghidupkan mesin

V.                Langkah Kerja
1.      Mempersiapkan perlengkapan praktek pada meja kerja
2.      Memeriksa alternator dalam keadaan belum dibongkar
a.       Memeriksa tahanan kumparan rotor dengan AVOmeter pada terminal E dan F (spec: 6 Ω)
b.      Memeriksa kondisi diode negative dengan menempelkan colok AVOmeter negative dengan bodi alternator dan colok positif pada terminal N (spec: ± 20 Ω )
c.       Memeriksa kondisi diode positif dengan menempelkan colok AVOmeter negative dengan terminal N dan colok positif pada terminal B (spec: ± 20 Ω )
3.      Membongkar alternator dengan  melepas pulley, kipas dan baut pengikat.
4.      Mengamati kondisi rotor.
5.      Mengamati dan memeriksa kondisi stator dengan menghubungkan colok AVOmeter pada terminal N dan colok lainnya keterminal lain
6.      Memeriksa hubungan massa dengan menghubungkan colok AVOmeter pada terminal N dan massa body.
7.      Mengidentifikasi jumlah alur stator
8.      Memeriksa kondisi fisik diode
9.      Memeriksa panjang sikat, pegas sikat dan sambungan pada sikat
10.  Menentukan letak sikat negative dan positif, memeriksa hubungan rangkaian sikar antara terminal F dengan sikat positif dan sikat negative massa (tahanan harus 0Ω)
11.   Merakit alternator sesuai langkah




Konstruksi altenator

Pada altenator terdapat 4 terminal yaitu terminal B,E,F dan N. Terminal B merupakan terminal output altenator yang dihubungkan ke baterai, beban dan regulator terminal B. Terminal E berhubungan dengan sikat negatip, bodi alternator dan terminal E regulator. Terminal F berhubungan dengan sikat positip dan dihubungkan ke terminal F regulator, Terminal N berhubungan dengan neutral stator coil, saat altenator menghasilkan listrik maka terminal N juga menghasilkan listrik, listrik yang dihasilkan terminal N dialirkan ke regulator terminal N, untuk mematikan lampu indicator pengisian.
Pada regulator terdapat 6 terminal mempunyai terminal B,E,F,N, IG dan L.  Empat dari 6 terminal tersebut berhubungan dengan terminal altenator yaitu B, E,F,  N. Dua  terminal regulator yang lain yaitu terminal IG dan L, berhubungan dengan terminal IG kontak dan lampu.

I.                   Prinsip Kerja Sistem Pengisian Alternator

Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator
Bila pada generator DC sebuah penghantar dibentuk “U”, di ujung penghantar dipasang komutator, pada komutator menempel sikat. Sikat “A”  merupakan sikat positip dan sikat “B” adalah sikat negatip, maka pada generator AC (altenator) kedua ujung penghantar dihubungkan ke slip ring dan jenis sikat sudah tidak jelas karena berubah ubah sesuai posisi penghantar.  Saat penghantar diputar maka penghantar tersebut akan memotong medan magnet sehingga menghasilkan induksi elektromagnetik. Arah arus yang dihasilkan akan berubah-ubah, pada posisi (1) arah arus menuju sikat “A”, namun pada posisi (2) arah arus berubah menuju sikat “B”. Perubahan tersebut dapat digambarkan dalam fungsi gelombang sinus.




Prinsip alternator

I.                   Jawaban Dari Pertanyaan dan Tugas Job Sheet Pengisian Alternator

1.      Kemungkinan yang terjadi apabila bearing pada alternator kocak atau sudah aus antara lain:
-          Dapat menyebabkan listrik yang dihasilkan berkurang karena rotor akan bersinggungan dengan stator.
-          Dapat menyebabkan tergoresnya rotor core dengan throtle groove pada stator sehingga  mengganggu proses kemagnetan saat rotor berputar.

2.      Kemungkinan yang terjadi akibat diode (rectifier) tidak bekerja.
Sebelumnya dioda  berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh stator coil  menjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi untuk menahan agar arus dari baterai tidak mengalir ke stator coil maka apabila diode rusak atau tidak bekerja secara normal maka kemungkinan besar arus AC tidak dapat disearahkan menjadi arus DC dan kemungkinan arus dari baterai akan mengalir ke stator coil sehingga menjadi permasalahan yang serius bagi fungsi bateray karena tidak dapat menyimpan arus listrik dari alternator dan regulator.



starter


LAPORAN LISTRIK DAN ELETRONIKA OTOMOTIF
SISTEM STARTER

I.                   Kompetensi
System Starter

II.                Sub Kompetensi
1.      Membongkar dan merakit unit starter
2.      Memeriksa dan mengidentifikasi kondisi komponen-komponen system starter
3.      Menganalisa sumber gangguan pada system starter

III.             Alat dan Bahan
a.       Unit engine stand T120SS
b.      Ampermeter Induksi 600A
c.       Amper-Voltmeter
d.      Avometer
e.       Tool box set
f.       Unit motor starter

IV.             Keselamatan Kerja
1.      Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya
2.      Berhati-hati dalam mengerjakan praktikum
3.      Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
4.      Menanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan kerja
5.      Hati-hati dalam menghidupkan mesin

V.                Langkah Kerja
1.      Mempelajari rangkaian komponen system starter, sketsa dengan warna kabel sesuai dengan engine stand yang menjadi obyek praktek
2.      Mencabut kabel tegangan tinggi pada koil. Tempelkan amper induksi pada kabel dari baterai ke motor starter, pasang voltmeter pada bateray lalu putar kunci kontak ke posisi start. Membaca besar arus yang mengalir pada amper induksi dan drop voltage pada bateray. Mencatat besar arus dan tegangan.
3.      Melakukan  pembongkaran system starter
4.      Menentukan terminal pada motor starter dan identifikasi nama komponen.
5.      Mempelajari kerja solenoid starter dan periksa solenoid starter dengan menggunakan ohm meter maupun dengan motor starter.
6.      Memeriksa pegas sikat dan panjang sikat motor starter
7.      Memeriksa armature dari putusnya lilitan, kebocoran lilitan, keausan komutator dan kedalaman lamel pada komutator
8.      Memeriksa gigi pinion dari keausan, fungsi one way clutch dan keausan antara poros armature dengan bushing
9.      Mempelajari dan memeriksa unit starter.
10.  Merakit kembali unit motor starter

Rangkaian  Sistem Starter
I.                   Cara Kerja Sistem Starter










VIII.       Dampak Pada Motor Starter Apabila Bearing Armature Aus
Apabila bearing armature mengalami keausan maka putaran armature tidak lagi stabil yang dapat berakibat semakin cepat field coil habis begitu juga dengan field frame dengan armature itu sendiri akan saling  bergesekan.

IX.             Fungsi  Armature Brake
Armature brake disini berfungsi untuk mengerem sisa putaran armature shaft setelah pinion gear terlepas dari flywheel gear. Jenis pengereman armature ada dua yaitu mechanical armature brake dan dynamic armature brake.
Pada jenis pengereman mechanical armature brake pengereman dilakukan oleh spring yang pada umumnya terpasang dibagian belakang rear end frame.  Sedangkan jenis dynamic amateru brake dengan menambah lilitan pada Field Coil, dimana pada saat starting switch menutup medan elektromagnit yang terjadi pada lilitan tambahan ini memperkuat medanmagnit dari field coil utama dan pada saat
starting swotch terbuka, kemagnitan yang terjadi pada field coil tambahan melawan medan magnit dari field coil.
X.                Pertanyaan
a.      Jelaskan prinsip kerja dan rangkaian sistim motor starter
Jawab        :
Saat kunci kontak ON arus masuk keterminal 50 dan hold in coil, pull in coil terjadi kemagnetan yang mendorong pinion gear ke fly weel selain itu juga arus yang dari terminal 30 juga terhubung dengan terminal C oleh plat kontak saat terjadinya kemagnetan pada hold in coil dan puul in coil , dan terminal C memberikan arus ke filed coil dan sikat arematur yang disitu terjadi perubahan energy listrik menjadi energy gerak
b.      Jelaskan dampak pada motor starter apabila terjadi keausan pada bearing arematur
Jawab        :
      Factor utama jika bearing terjadi keausan akan tersa berat jika distarter,jika terus dipaksa batrai akan melemah
c.       Jelaskan arematur break pada motor starter
Jawab        :
     

XI.             Mengidentifikasi Gejala Yang Timbul
-          Mesin tidak hidup
o   Tegangan batrai lemah, terminal kotor,
o   Solenoid rusak
o   Kabel kendor,arematur terjadi hubungan singkat/terbakar

-          Mesin berputar lambat
o   Tegangan batrai lemah
o   Terminal kotor
o   Brsh/sikat terlalu pendek
o   Komulator bocor, field coil bocor
o   Stelan stud terlalu pendek
-          Motor berputar terus walaupunkontak OFF
o   Kerusakan pada mekanisme kontak( kontak lengket)
o   Terminal 30 dengan terminal 15 selenoid starter menempel terus karena terbakar(starter terlalu lama)
Pluyer macet, pegas pengempbali lemah