LAPORAN LISTRIK DAN ELETRONIKA OTOMOTIF
SISTEM PENGISIAN REGULATOR
I.
Kompetensi
System pengisian ( regulator )
II.
Sub
kompetensi
1.
Membuat sket sirkuit
regulator
2.
Mengidentifikasi
cirri-ciri voltage ragulator dan voltage relay
3.
Menjelaskan cara kerja
dan konsep penyetelan regulator
4.
Merangkai system
pengisian dan menyetel arue pengisian
III.
Alat
dan Bahan
a.
Engine stand kijang 5K
b.
Tool box set
c.
Feeler gauge
d.
Tachometer
IV.
Keselamatan
Kerja
1.
Menggunakan alat
praktikum sesuai dengan fungsinya
2.
Berhati-hati dalam
mengerjakan praktikum
3.
Melaksanakan praktikum
sesuai dengan prosedur kerja
4.
Menanyakan pada
instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum
5.
Hati-hati dalam
menhidupkan mesin
V.
Langkah
Kerja
1.
Menyiapkan alat dan
bahan
2.
Mempelajari rangkaian
system pengisian
3.
Membuka tutup regulator
4.
Mengidentifikasi posisi
terminal regulator dan warna pada konektor
5.
Mengidentifikasi
voltage ragulator dan voltage ralay
6.
Memriksa tahanan (R)
dari kemungkinan terbakar atau putus hubungan.
7.
Memeriksa kontak point
dari kemungkinan terbakar atau kotor. Membersihkan dengan kertas amplas dan
meyetel celah point (spec : 0,4-1,2 mm)
8.
Membuat rangkaian
system pengisian pada engine stand
9.
Mengamati kerja
regulator pada kecepatan rendah dan tinggi
10. Meyetel
voltage regulator, mengukur besar arus dan tegangan pada terminal B (output)
alternator
Marangkai
Sistem Pengisian Regulator
Nama
Komponen:
1.
Bateray
2.
Fusible link
3.
Kunci kontak
4.
Resistor
5.
Lampu pengisian
Regulator
berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator. Arus
yang dihasilkan altenator sampai putaran 2000 rpm sebesar 10 A atau kurang,
namun saat beban lampu dihidupkan maka arus yang dihasilkan pada putaran 2000
rpm sebesar 30 A atau lebih sesuai kapasitas dari altenator dan beban
listriknya. Tegangan yang dihasilkan altenator dijaga tetap stabil pada
13,8-14,8 Volt.
Regulator
mekanik 6 terminal mempunyai terminal E, F, N, B, IG dan L. Pada regulator ini
terdiri dari dua bagian yaitu voltage regulator yang berfungsi untuk mengatur
arus dan tegangan pengisian dan voltage relay yang berfungsi untuk mengatur
hidup dan matinya lampu indicator pengisian sebagai indikasi sistem pengisian
berfungsi.
I.
Prinsip
Kerja Sistem Pengisian Regulator
(sekaligus
jawaban dari pertanyaan job sheet pengisian regulator)
1.
Prinsip
kerja regulator mekanis pada system pengisian!
Saat kontak ON mesin mati
Cara
kerja saat kontak ON tetapi mesin mati
Bila
kunci kontak di ON kan padahal mesin mati maka:
1).
Rotor altenator menjadi magnet
2).
Lampu indikator pengisian menyala
Aliran listrik yang membuat rotor altenator menjadi magnet adalah sebagai
berikut:
Baterai – Fuseble link – B Kontak – IG Kontak –
Fuse – IG Regulator – PL1 – PL0 – F Regulator – F Altenator – Sikat (+) – Slip ring – Rotor coil – Slip ring – Sikat (-) – E
Alternator – Massa
Adanya
aliran listrik pada rotor coil maka kuku-kuku rotor akan menjadi magnet.
Aliran listrik yang menyebabkan
lampu indikator
pengisian menyala adalah sebagai
berikut:
Baterai – Fuseble link – B Kontak – IG Kontak –
Fuse – Lampu – L Regulator – Po – P1 – E Regulator – Massa
Adanya
aliran listrik melalui lampu sehingga lampu menyala.
Cara
kerja saat putaran rendah sampai sedang
Saat
mesin hidup bila system pengisian berfungsi dengan baik, maka:
1). Lampu
indicator mati sebagai indikasi system berfungsi
2). Alternator menghasilkan arus listrik karena memenuhi
3 kriteria yaitu adanya medan magnet,
adanya lilitan dan perpotongan medan magnet dengan lilitan akibat
putaran. Listrik yang dihasilkan dari stator koil disearahkan oleh diode keluar
pada terminal B altenator. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk mengisi
baterai dan mensuplai kebutuhan listrik yang lain
Saat
alternator menghasilkan arus listrik,
maka terminal N juga
menghasilkan listrik yang dialirkan ke lilitan voltage relay, aliran ini
menyebabkan kemagnetan yang menarik Po putus dengan P1, sehingga Po berhubungan dengan
P2, aliran listrik pada saat itu adalah:
Baterai – Fuseble link – B Kontak – IG Kontak –
Fuse – Lampu – L Regulator – Po – P2
Terminal B – P2
Karena
tegangan terminal B dengan baterai sama yaitu 12 V, maka tidak ada beda
tegangan, tidak ada aliran dan menyebabkan lampu indicator pengisian mati.
a.
Cara kerja saat putaran
sedang
Semakin
cepat putaran semakin tinggi arus dan tegangan yang dihasilkan, untuk mengatasi
hal tersebut maka besar kemagnetan harus diperkecil agar tegangan menurun,
metodenya dengan memperkecil arus yang ke rotor coil dengan cara memutus arus
dari PL1 dengan PLo, Bila PL1 dengan PLo putus maka listrik harus melalui R,
sehingga arus lebih kecil. Bila pada sat itu tegangan kurang dari ketentuan
maka PLo berhubungan lagi dengan PL1, demikian seterusnya sehingga PLo
menempel dan putus.
Aliran
listrik yang membuat rotor altenator
menjadi magnet dengan kemagnetan yang berubah-ubah dengan cara hubung putus PLo dengan PL1
adalah sebagai berikut:
Baterai – Fuseble link – B Kontak – IG Kontak –
Fuse – IG Regulator – R – F Regulator – F Altenator – Sikat (+) – Slip ring – Rotor coil – Slip ring – Sikat (-) – E
Alternator – Massa
b.
Cara
kerja saat putaran tinggi
Cara kerja saat putaran tinggi
Semakin
tinggi putaran semakin besar arus dan tegangan yang dihasilkan, untuk mengatasi
hal tersebut maka maka kemagnetan harus diperkecil. Metode memperkecil dengan
cara menghentikan arus yang mengalir ke rotor koil, dengan cara menghubungkan
PLo dengan massa atau PL2. Terhubungnya
PLo dengan PL2 akibat kemagnetan pada lilitan voltage regulator semakin kuat,
karena tegangan B semakin tinggi.
Bila
kemagnetan rotor coil hilang maka output alternator hilang, sehingga tegangan
terminal B berangsur-angsur turun, begitu tegangan kurang dari penyetelan maka
hubungan PLo dengan PL2 putus, arus listrik mengalir ke rotor coil kembali,
kemagnetan menguat, tegangan B alternator naik kembali. Demikian seterusnya
sehingga pada kecepatan tinggi PLo kan hubung putus dengan PL2.
1.
Pengaruh
yang timbul apabila terjadi gangguan pada
a.
Voltage Relay
Apabila voltega relay mengalami gangguan
maka lampu indicator pengisian tidak stabil dalam penyalaannya sehingga untuk
memastikan kerja system pengapian yang normal akan terganggu.
b.
Voltage Regulator
Apabika voltage regulator mengalami
gangguan maka system pengaturan arus dan tegangan pada bateray tidak dapat
maksimal sehingga bateray akan cepat drop.
c.
Tahanan dan kontak
point kotor
Apabila tahanan dan kontak point kotor
maka penghantar arus dan tegangan yang dihasilkan pada regulator tidak dapat
maksimal, sehingga apabila diukur dengan multimeter arus maupun tegangan yang
dihasilkan akan berkurang.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar