LAPORAN LISTRIK
DAN ELETRONIKA OTOMOTIF
SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
I.
Tujuan
1.
Mengetahui nama
komponen yang terdapat pada sistem pengapian
2.
Mengetahui prinsip
kerja sistem pengapian
3.
Mengetahui fungsi
sistem pengapian
4.
Memeriksa komponen
sistem pengapian
5.
Merangkai sistem
pengapian
6.
Menyetel dwell dan
timing pengapian
7.
Mengidentifikasi
gejala yang timbul akibat dwell dan timing yang tidak tepat
II.
Dasar Teori
Sistem pengapian
sangat penting pada motor bensin untuk menjamin campuran udara dan bahan bakar
dalam ruang bakar dapat terbakar untuk menghasilkan tenaga. Sistem pengapian
yang bekerja baik adalah salah satu penentu efisiensi kerja dari motor bensin,
maka perawatan dan pemeriksaan teratur pada sistem pengapian sangatlah
dibutuhkan.
Proses pembakaran dimulai dengan
letikan bunga api pada busi yang dihasilkan oleh sistem pengapian. Tujuan
sistem pengapian sebagai pemicu pembakaran pada motor bensin melalui letikan
bunga api pada busi memiliki dua persyaratan utama yaitu kualitas api pada busi
dan waktu pengapian (timing ignition). Dari kualitas, tegangan pada busi
harus tinggi untuk dapat meloncatkan listrik pada elektrodenya sehingga
menimbulkan bunga api. Besarnya tegangan pada busi adalah berkisar pada 10kV –
30kV. Tegangan ini diperhitungkan cukup untuk melawan resistansi tambahan
akibat proses kompresi pada mesin.
Sementara itu ketepatan waktu
pengapian dibutuhkan agar waktu yang diperlukan untuk membakar campuran bahan
bakar dan cukup sehingga semua campuran dapat terbakar dengan baik. Hal yang
paling penting adalah dari proses pembakaran akan dapat menghasilkan tekanan
maksimal di dalam silinder tercapai pada titik yang ditetapkan yaitu berkisar
antara 100 – 200 setelah TMA bergantung pada desain dan konstruksi mesin (misal
: besarnya offset mesin). Titik terjadinya tekanan maksimum ini harus selalu
dipertahankan agar tenaga dorong pada torak yang dihasilkan oleh proses
pembakaran dapat dimanfaatkan secara maksimal menjadi tenaga.
III.
Merangkai Sistem Pengapian
Gambar rangkaian system pengapian konvensional
Nama komponen :
1.
Battery
2.
External resistance
3.
Kunci kontak
4.
Ignition coil
5.
Kontak platina
6.
Distributor
7.
Busi
I.
Prinsip Kerja Sistem Pengapian
1.
Kunci kontak ON, Platina Menutup
Arus mengalir dari:
Baterai – Kunci Kontak B – Kunci Kontak IG – + Koil
– – Koil – Platina – Massa
2.
Platina mulai membuka
Aliran listrik:
Baterai – Kunci Kontak
B – Kunci Kontak IG – + Koil – Kabel Tegangan Tinggi – Tutup Distributor –
Rotor – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Massa
II.
Menyetel Dwell dan Timing Pengapian
1.
Menyalakan mesin.
Memasang dwell tester. Spesifikasi sudut dwell adalah 52°±2°. Bila hasil
pemeriksaan sudut dwell tidak tepat, maka sudut dwell disetel dengan cara memparbesar celah platina bila
sudut dwell terlalu besar atau mempersempit celah platina bila nilai sudut dwell
terlalu kecil.
2.
Bila nilai sudut
dwell sudah baik, maka berikutnya ialah menyetel ignition timing. Memeriksa
ignition timing dengan timing light yang diarahkan pada puli poros engkol atau
fly wheel pada jenis kendaraan tertentu. Apabila timing ignition tidak tepat,
maka dapat disetel dengan cara mengendorkan baut pengikat distributor kemudian
menggerakkan body distributor ke kanan atau ke kiri hingga didapatkan ignition
timing sesuai spesifikasi.
III.
Mengidentifikasi Gejala Yang Timbul Akibat Dwell dan Timing Yang Tidak Tepat.
Besar sudut Dwell dan kemampuan pengapian
Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer.
Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu
pemutusan kontak pemutus yang cukup.
a.
Sudut dwell kecil
Waktu penutupan
kontak pemutus pendek
* Arus primer tidak
mencapai maksimum
* Kemampuan
pengapian kurang
b.
Sudut dwell besar
Kemampuan pengapian
baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu
lama
* kontak pemutus
menjadi panas
* konntak
pemutus cepat aus.
Sedangkan apabila
ignition timing yang tidak bekerja baik, misal pengapian terlalu maju ataupun
terlalu mundur maka akan terjadi knocking engine yang mengakibatkan kerusakan
pada piston ataupun timbul ledakan pada karburator maupun knalpot. Selain itu
mesin akan sulit start.
Dapat disimpulkan
bahwa baik ignition timing ataupun sudut dwell yang tidak tepat akan mengakibatkan motor bensin tidak akan bekerja dengan baik,
bahkan cenderung akan merusak komponen-komponen motor mesin itu sendiri.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar